/*------------------------- ------------------------------------------------ */

Friday, December 15, 2006

Cerita Antara Bunga, Buku dan Nada.


Alkisah hidupnya Bunga yang kesepian. Bunga pink ini bersedih karena ia dipetik oleh manusia dan sekarang nasibnya hanya diam dalam pot yang terpajang di ruang tamu. Ia tidak suka karena teman-teman sesama bunga di lingkungan yang baru sangatlah lain, mereka berperilaku cerewet, menyebalkan,terlalu banyak omong, tidak jujur, dan selalu memojokkan dirinya.


Lalu datanglah Buku dan Nada yang membuat Bunga yang hampir layu ‘hidup’ kembali. Bunga lebih dulu kenal dengan Buku dan mereka berteman akrab, beberapa waktu kemudian Nada mulai mengusik perhatian Bunga. Mereka memberikan apa saja yang Bunga mau… yang Bunga ingin semuanya mereka lakukan… apa pun asal Bunga bahagia… asal Bunga dapat kembali mekar berseri.. asal Bunga selalu tersenyum…Mereka bahagia jika bias menikmati saat-saat bersama Bunga walaupun tidak melakukan apa-apa.

Suatu saat Buku menghampiri Bunga dengan galau, “Bunga… apakah kau sudi menikah denganku?”. Tiba-tiba saja Buku berkata seperti itu, seperti anak kecil yang merengek ingin permen. Bunga terdiam, selama ini ia anggap Buku sebagai sahabatnya, memberinya banyak pengetahuan tetapi sekarang Buku bersikap sangat aneh. Hhh… tidak! Bunga tidak bisa menerima Buku, Bunga belum siap, mungkin nanti jika Bunga sudah memikirkan soal hal itu.

Bunga menjalin hubungan persahabatan yang indah dengan Buku. Sedangkan semenjak Bunga semakin kenal dengan Nada, Bunga merasa ada sesuatu yang berbeda, Bunga senang! Nada…Nada… Nada yang selalu bernyanyi dengan suara indahnya mampu membuat Bunga meleleh. Nada mendekat kepada Bunga, ia menyanyikan lagunya. Bunga terbuai tetapi ia tidak tahu maksud Nada sebenarnya, Nada pun sama seperti Buku, ingin selalu bersama Bunga. Hhh… lagi-lagi tidak bisa! Bunga tidak bisa menerima Nada karena baginya Nada adalah teman, sahabat yang selalu menerangi hari-hari Bunga. Jadi mereke memutuskan untuk bersahabat saja.

Hari demi hari berganti… Sebenarnya Bunga merasa suka dengan sejuta pesona Nada, tapi ia tidak mau kehilangan Buku yang sudah lama banyak membantunya. Bunga pun mulai berpikir….

“Buku……Buku…..Buku…… selama ini aku mengenalmu. Kamu selalu mengajakku ke arah kebaikan. Kamu selalu menghiburku. Kamu selalu bisa melindungiku dengan badanmu yang besar. Kamu mengajariku banyak hal karena kamu super pintar!! Kamu sangat penasaran terhadap apa saja masalah yang terjadi dan mancari solusinya. Kamu sibuk dengan banyak hal-hal yang bermanfaat. Kamu tidak akan menghamburkan satu waktu pun terlewat tanpa manfaat…… ah, Buku…”

Lalu Bunga teringat Nada yang membuat hatinya berbunga-buga…
“Nada… Nada… Nada….. Kau sangat indah, Nada. Kamu lah belahan jiwaku… Bunga pecinta keindahan, kamu juga... Jika kita bersama, pasti akan dobel indahnya! Ya ya ya… Nada, kamu seorang pujangga sejati, seorang yang sanggup mencipta melodi-melodi indah, mampu membuatku tersenyum. Nada, kau sangat apa adanya, sama sekali tidak malu dan berani mengungkapkan dirimu yang sebenarnya. Nada, kamu lucu sekali..ide-ide kreatifmu sangat brilian! Aku suka, Nada, kaulah pelengkapku..”

Bunga jadi teringat Buku,
“Tapi Nada, sanggupkah kau sekuat Buku? Nada, kau kan sering tidak logis… Nada, kau terlalu memikirkan kesenangan belaka. Nada, kenapa kau tidak serius. Nada, kau terlalu banyak membuang waktu dengan bermain-main, ayo belajar… Nada, aku cemburu dengan teman-teman bungamu yang banyak..”

Bunga jadi teringat untuk membandingkan mereka lagi,
“Buku, huh… tau apa Buku tentang seni? Buku sama sekali tidak mengerti yang namanya keindahan! Buku, tidak seperti Nada yang selalu menyapa dengan sapaan dan teguran manis disertai perhatian bertubi-tubi. Buku, ambisimu besar sekali dengan seluruh impian harus dicapai. Aku capek ikut denganmu, Buku…”

Sampai sekarang Bunga masih berpikir… tetapi menurut Bunga cinta adalah kombinasi antara logika dan hati. Menurut Bunga, tidak bisa jika cinta dihitung-hitung dengan keadaan yang rasional…tapi tidak juga hanya berdasarkan perasaan semata sehingga melupakan kewarasan.
Bunga… bunga… bunga…

by : cerita dari mba anna

makasih ceritanya mba....

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Copyright © 2006 - 2007 Blog ARies