/*------------------------- ------------------------------------------------ */

Sunday, December 10, 2006

Siapakah Yang Terhebat Di Dalam Hidupmu?


Seorang pengembara ingin melihat pemandangan di balik suatu gunung yang sangat tinggi. Setelah mempersiapkan perlengkapan, ia pun berangkat. Perjalanan yang ditempuhnya cukup jauh sehingga bekal yang dibawanya menipis. Ia menguatkan hatinya dan meneruskan perjalanan walau harus menghemat. Suatu siang langkahnya terhenti karena di depannya terbentang semak belukar yang lebat dan berduri. Ia harus melewati semak belukar itu karena tidak ada jalan alternatif. “Jika aku melewati semak ini maka kulitku pasti luka-luka. Tapi aku harus melanjutkan perjalanan ini,” katanya dalam hati. Ketika pengembara itu menerobos semak belukar, terjadilah keajaiban, ia tidak mengalami satu pun luka goresan. Sambil berjalan ia berkata dalam hati “Betapa hebatnya aku. Semak belukar pun tidak mampu menghalangi langkahku.” Satu jam kemudian tampak di hadapannya kerikil-kerikil tajam yang harus dilewatinya. “Jika aku melewati kerikil-kerikil ini, pastilah kakiku akan terluka, tapi aku harus melewatinya,” katanya dalam hati. Dengan tekad yang bulat ia berjalan di atas kerikil-kerikil tajam itu dan keajaiban terjadi lagi, tak satu pun kerikil yang melukai kakinya. Sekali lagi ia berkata dalam hatinya, “Betapa hebatnya aku. Kerikil tajam pun tidak mampu menghalangi langkahku.” Pengembara itu hampir sampai di puncak gunung, tetapi kembali ia menjumpai rintangan. Ada banyak batu besar dan licin yang harus dilaluinya. “Jika aku harus mendaki dengan melewati batu-batu ini, aku bisa jatuh dan tergelincir. Mungkin tangan atau kakiku akan patah, tapi aku benar-benar ingin sampai di puncak, aku harus melewatinya. Bersemangatlah hai jiwaku!” katanya dengan antusias. Pengembara itu mulai mendaki dan …. Ia tergelincir, namun anehnya setelah bangkit ia tidak merasakan sakit sama sekali. “Betapa hebatnya aku. Batu-batu terjal ini pun tidak dapat menghalangi tekadku,” katanya sambil berjalan membusungkan dada. Tak berapa lama kemudian sampailah ia di puncak gunung.

Ia begitu bersuka cita melihat pemandangan indah dari puncak gunung itu. Sejenak ia memejamkan matanya dan menghirup dalam-dalam udara gunung yang segar. Ketika pengembara itu menoleh ke belakang, terkeujtlah ia melihat sesosok tubuh yang penuh luka sedang duduk memandanginya. Tubuhnya penuh luka dan darah, sepertinya ia tidak dapat menggerakkan kaki dan tangannya karena patah. Berkatalah si pengembara itu kepadanya, “Siapakah engkau, mengapa tubuhmu penuh luka? Apakah karena rintangan-rintangan yang ada di sepanjang jalan tadi? Engkau tidak sehebat aku sobat, aku bisa melewati semuanya tanpa luka sedikit pun.” Kemudian sosok yang penuh luka itu menatapnya dan berkata, “Aku adalah Tuhanmu, yang menyertai engkau dalam perjalanan ini. Ketahuilah, saat engkau melewati semak belukar, Aku memelukmu erat-erat supaya tak satu duri pun merobek kulitmu. Saat kau harus melewati kerikil-kerikil yang tajam, Aku menggendongmu supaya kakimu tidak tertusuk. Ketika kau memanjat batu-batu yang licin dan terjatuh, Aku menopangmu dari bawah agar tak satu pun tulangmu yang patah.” Setelah mendengar penjelasan sosok yang penuh luka itu, si pengembara terduduk. Ia menyadari tanpa Tuhan, ia tidak akan sampai ke puncak gunung dengan selamat.

Siapakah pengembara itu? Kitalah pengembara yang angkuh dan merasa hebat itu. Kita berpikir betapa hebatnya kita yang mampu mengatasi segala rintangan dan pencobaan sehingga kita menjadi manusia yang sukses. Kita seringkali lupa bahwa Tuhan-lah yang selalu menyertai dan melindungi kita. Kita tidak menyadari bahwa campur tangan Tuhan-lah yang memampukan kita meraih kesuksesan!

0 Comments:

Post a Comment

<< Home

Copyright © 2006 - 2007 Blog ARies